Berpuluh-puluh
tahun yang lalu, kesederhanaan kata yang sering kali digadangkan oleh salah
satu The Founding Fathers Indonesia, cukup untuk menjadi sebuah amunisi yang membangkitkan
semangat pemuda pada eranya. Sepanjang perjalanan sejarah yang dilalui negeri
ini, tidaklah terlepas keberhasilan-keberhasilan tersebut dari peran serta
pemuda dalam mencapainya. Sumpah Pemuda, Proklamasi, dan pemberontakan penjajah
sampai reformasi adalah bentuk nyata peran pemuda dalam memperjuangkan
keberhasilan Indonesia dalam realisasi karakter kebangsaan terhadap
masalah-masalah yang ada. Sebesar itulah pengaruh pemuda sebagai agen-agen
pembawa perubahan dan sumber daya berkualitas yang pernah dimiliki oleh negeri
ini. Rasa peduli, persatuan, dan perjuangan yang ada dalam jiwa pemuda patutlah
untuk menjadi identitas dasar pemuda Indonesia.
Namun,
dalam perkembangannya, baik diakui maupun tidak, identitas pemuda sebagai
karakter kebangsaan mulai luntur. Ketika Indonesia mengalami berbagai krisis,
baik krisis pangan, ekonomi, budaya, bahkan identitasnya sendiri, pasti banyak
yang bertanya-tanya dan berpendapat. Terlebih lagi dengan berbagai fasilitas
dan kemudahan teknologi yang mendukung pesatnya apresiasi terhadap negeri ini.
Hanya dengan beberapa ruang untuk sekitar 140 karakter, atau sedikit sentuhan
pada kata bagikan di berbagai akun
media sosial, berita tentang berbagai bobroknya negeri ini bisa seketika itu
tersebar di seluruh penjuru yang dulu dipersatukan dengan nama nusantara ini.
Tidak juga dipungkiri, hal tersebut menjadi salah satu pemacu tingginya angka
apatisme peuda dalam menilik masalah maupun keadaan negeri ini. Namun tidak
banyak yang hanya bisa mengkritik tanpa memberikan solusi, padahal generasi
muda seperti pemuda hakikatnya adalah agen-agen pembawa perubahan yang sangat
dibutuhkan dalam membangun Indonesia
Atas
dasar tersebut, Keluarga Mahasiswa Sosiologi (KMS) Universitas Gadjah Mada
bekerjasama dengan berbagai lembaga dan elemen yang terkait menyelenggarakan
kegiatan Youth Power 2014. Kegiatan ini terkait dengan krisis peran kepemudaan
di era sekarang dalam menghadapi perubahan sosial yang bertepatan dengan
munculnya “Wajah Baru Indonesia 2014” yang diusung sebagai tema utama kegiatan.
Dalam tema kegiatan ini lebih memfokuskan kepada aspek sosial dari adanya
perubahan yang terjadi di Indonesia karena munculnya wajah baru
tersebut. Dikarenakan sesungguhnya para pemuda Indonesia mempunyai peluang besar
dalam mengambil peran perubahan yang direpresentasikan dalam berbagai agenda
kegiatan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar