Jumat, 14 November 2014

Latar Belakang

Berpuluh-puluh tahun yang lalu, kesederhanaan kata yang sering kali digadangkan oleh salah satu The Founding Fathers Indonesia, cukup untuk menjadi sebuah amunisi yang membangkitkan semangat pemuda pada eranya. Sepanjang perjalanan sejarah yang dilalui negeri ini, tidaklah terlepas keberhasilan-keberhasilan tersebut dari peran serta pemuda dalam mencapainya. Sumpah Pemuda, Proklamasi, dan pemberontakan penjajah sampai reformasi adalah bentuk nyata peran pemuda dalam memperjuangkan keberhasilan Indonesia dalam realisasi karakter kebangsaan terhadap masalah-masalah yang ada. Sebesar itulah pengaruh pemuda sebagai agen-agen pembawa perubahan dan sumber daya berkualitas yang pernah dimiliki oleh negeri ini. Rasa peduli, persatuan, dan perjuangan yang ada dalam jiwa pemuda patutlah untuk menjadi identitas dasar pemuda Indonesia.

Namun, dalam perkembangannya, baik diakui maupun tidak, identitas pemuda sebagai karakter kebangsaan mulai luntur. Ketika Indonesia mengalami berbagai krisis, baik krisis pangan, ekonomi, budaya, bahkan identitasnya sendiri, pasti banyak yang bertanya-tanya dan berpendapat. Terlebih lagi dengan berbagai fasilitas dan kemudahan teknologi yang mendukung pesatnya apresiasi terhadap negeri ini. Hanya dengan beberapa ruang untuk sekitar 140 karakter, atau sedikit sentuhan pada kata bagikan di berbagai akun media sosial, berita tentang berbagai bobroknya negeri ini bisa seketika itu tersebar di seluruh penjuru yang dulu dipersatukan dengan nama nusantara ini. Tidak juga dipungkiri, hal tersebut menjadi salah satu pemacu tingginya angka apatisme peuda dalam menilik masalah maupun keadaan negeri ini. Namun tidak banyak yang hanya bisa mengkritik tanpa memberikan solusi, padahal generasi muda seperti pemuda hakikatnya adalah agen-agen pembawa perubahan yang sangat dibutuhkan dalam membangun Indonesia

Atas dasar tersebut, Keluarga Mahasiswa Sosiologi (KMS) Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan berbagai lembaga dan elemen yang terkait menyelenggarakan kegiatan Youth Power 2014. Kegiatan ini terkait dengan krisis peran kepemudaan di era sekarang dalam menghadapi perubahan sosial yang bertepatan dengan munculnya “Wajah Baru Indonesia 2014” yang diusung sebagai tema utama kegiatan. Dalam tema kegiatan ini lebih memfokuskan kepada aspek sosial dari adanya perubahan yang terjadi di Indonesia karena munculnya wajah baru tersebut. Dikarenakan sesungguhnya para pemuda Indonesia mempunyai peluang besar dalam mengambil peran perubahan yang direpresentasikan dalam berbagai agenda kegiatan ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar